Sekira 50 Ribu Anak Masih Alami Gizi Kurang dan Gizi Buruk, Sulsel Maksimalkan Rumah Gizi

- 6 November 2023, 13:30 WIB
Pj Ketua TP PKK Sulsel Sofha Marwah (kiri baju biru) membuka acara Kampanye Keadaran Masyarakat tentang Wasting, di Makassar, Senin, 6 November 2023.
Pj Ketua TP PKK Sulsel Sofha Marwah (kiri baju biru) membuka acara Kampanye Keadaran Masyarakat tentang Wasting, di Makassar, Senin, 6 November 2023. /Humas Pemprov Sulsel/IST/

INTUISI, MAKASSAR - Pj Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Sofha Marwah Bahtiar mengatakan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka wasting, yaitu gabungan gizi kurang dan gizi buruk di Provinsi Sulsel mengalami peningkatan signifikan.

Peningkatannya dari 6,2 persen pada 2021 menjadi 8,3 persen tahun 2022. Artinya, ada peningkatan 2,1 persen. Yang mana, kata dia, jika dikalikan dengan jumlah balita maka diperkirakan ada lebih dari 50.000 anak gizi kurang dan gizi buruk di Sulsel.

"Balita merupakan kelompok umur yang rentan terhadap kekurangan gizi karena pada usia balita mereka membutuhkan nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu, balita juga sangat pasif terhadap asupan makanannya karena sangat bergantung kepada orang tuanya," kata Sofha Marwah di sela-sela membuka acara Kampanye Nasional Peningkatan Kesadaran Masyarakat Tentang Wasting Dalam Rangka Memperingati Hari Kesehatan Nasional 2023 di Aula Tudang Sipulung, Senin, 6 November 2023.

Baca Juga: Investasi di Sulsel Masih Terkendala Listrik, Kemenko Marvest Ngaku Siap Bantu

Bunda PAUD Sulsel ini mengungkapkan, usia balita merupakan periode emas pertumbuhan dan perkembangan seseorang karena terjadi pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan yang sangat pesat.

Makanya penting untuk ditanggulangi lantaran balita yang kurang gizi kronis akan beresiko tiga kali lebih tinggi untuk menjadi stunting.

Menurut Sofha Marwah, permasalahan gizi merupakan permasalahan yang kompleks sehingga memerlukan intervensi dengan pendekatan multisektor. Baik yang berhubungan langsung dengan asupan gizi dan kesehatan (intervensi spesifik) maupun yang terkait dengan perilaku, sosial ekonomi, ketahanan pangan, infrastruktur dan lain sebagainya (intervensi spesifik).

Dalam rangka upaya penanggulangan stunting dan gizi buruk, upaya memperkuat perbaikan gizi harus dimulai dengan intervensi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dari masa kehamilan hingga usia 2 tahun.  

Baca Juga: Sulsel Fokus Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan pada Penyusunan APBD 2024

"TP PKK telah memiliki dan menjalankan program Rumah Gizi PKK di 24 Kabupaten dan Kota. Dengan Rumah Gizi PKK, kita dapat memberikan intervensi langsung kepada anak-anak kita yang mengalami wasting dan stunting serta ibu hamil dengan kurang energi kronis, berupa makanan bergizi setiap hari yang sesuai dengan kebutuhan gizinya," ucapnya.

Ia berharap dengan adanya kegiatan Kampanye Nasional Peningkatan Kesadaran Masyarakat Tentang Wasting dengan Tema “Ayo, Cegah dan Obati Wasting Biar Ga Stunting!” tersebar luas secara massif ke seluruh lapisan masyarakat. ***

Editor: Busrah Hisam A

Sumber: Rilis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah