NGERI! Ini 4 Gunung di Indonesia yang saat Ini Erupsi Bersamaan  

- 8 Mei 2024, 17:01 WIB
Gunung Ibu di Halmahera.
Gunung Ibu di Halmahera. /Antara/


INTUISI, PIKIRAN-RAKYAT - Sekira ada empat gunung di Indonesia yang kini mengalami erupsi bersamaan. Letusan masing-masing gunung ini juga terjadi hampir bersamaan.

Pertama, Gunung Ibu di Halmahera.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa telah terjadi erupsi yang menghasilkan lontaran abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.500 meter di Gunung Ibu, Halmahera.

Gunung yang terletak di barat laut Pulau Halmahera, Maluku Utara itu menurut Petugas Pos Pengamatan Gunung Ibu Axl Roeroe dalam laporan yang diterima di Jakarta Rabu mengatakan bahwa akibat erupsi sempat terjadi pemadaman listrik.

Yang berlangsung sekira pukul 11.11 WIT. "Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut," kata Roeroe dikutip dari ANTARA, Rabu, 8 Mei 2024.

Gunung Ibu berstatus level II atau waspada. Memiliki ketinggian 1.325 meter di atas permukaan laut dan aktivitas vulkaniknya terbilang aktif.

Puncak gunung merupakan kawah vulkanik. Pusat kawah memiliki lebar 1 kilometer dan kedalaman 400 meter, sedangkan bagian luar memiliki lebar 1,2 kilometer.

Atas aktivitas gunung ini, PVMBG mengimbau kepada masyarakat agar tidak beraktivitas di dalam radius dua kilometer dan perluasan sektoral berjarak 3,5 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.

"Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut -masker- dan mata -kacamata-," kata Roeroe.

Gunung Semeru di Lumajang
Gunung Semeru di Lumajang


Kedua, Gunung Semeru di Lumajang.

Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang Jawa Timur tercatat mengalami erupsi dengan tinggi letusan 600 meter di atas puncak pada Rabu pukul 06.53 WIB.

"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari ini, 8 Mei 2024, pukul 06.53 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Rabu, 8 Mei 2024 dikutip dari ANTARA.

Dalam amatannya, kolom abu vulkanik berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 112 detik.

Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Semeru, jumlah letusan Gunung Semeru yang pernah tercatat sebanyak 224 kali dalam periode 1 Januari hingga 8 Mei 2024 hingga pukul 09.00 WIB.

Status Gunung Semeru masih Level III atau Siaga. Olehnya PVMBG memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Lalu di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Kemudian warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

 Gunung Ruang di Sulawesi Utara
Gunung Ruang di Sulawesi Utara


Ketiga, Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan aktivitas vulkanik Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut), masih tinggi pasca-erupsi besar, 30 April 2024.

"Asap masih teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 - 700 meter di atas puncak. Hal ini masih mengindikasikan aktivitas Gunung Ruang masih tinggi," sebut Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam rilis yang dibagikan dalam grup percakapan Info Gunung Api Sitaro'di Manado, Selasa, 7 Mei dikutip dari ANTARA, Rabu, 8 Mei 2024.

Dalam catatanya, potensi bahaya saat ini berupa erupsi yang menghasilkan awan panas, lontaran material pijar, dan paparan abu vulkanik yang bergantung pada arah dan kecepatan angin serta lahar bila hujan deras turun di sekitar Gunung Ruang.

"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi dan ditetapkan pada Level IV, Awas," katanya.

Kepala Badan Geologi menyebutkan kegempaan yang terekam tanggal 1-6 Mei 2024 yaitu sebanyak dua kali gempa erupsi, 77 kali gempa vulkanik dangkal, dan 17 kali gempa vulkanik dalam, lima kali gempa tektonik lokal, 31 kali gempa tektonik jauh, dan 15 kali gempa tremor menerus.

Erupsi, kata dia, terjadi pada 1 Mei 2024 pukul 17.43 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 600 meter di atas puncak.

Erupsi kedua terjadi pada 2 Mei 2024 pukul 16.12 WITA dan kolom asap berwarna putih kelabu dengan tinggi 300 meter condong ke arah utara.

"Kegempaan tanggal 7 Mei 2024 sampai pukul 06.00 WITA terekam sebanyak tujuh kali gempa tektonik jauh dan tremor masih terekam melalui stasiun RUA4," katanya.

Gunung Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
Gunung Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Antara

Keempat, Gunung Lewotolok di NTT.

Pos Pengamatan Gunung Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan bahwa gunung tersebut mengalami erupsi setinggi 900 meter.

“Telah terjadi erupsi gunung Ile Lewotolok pada tanggal 7 Mei 2024 dengan ketinggian abu teramati kurang lebih mencapai 900 meter di atas puncak gunung,” kata Petugas Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Yeremias Kristianto Pugel, di Lembata, dikutip dari ANTARA, Rabu, 8 Mei 2024.

Sementara itu, bila dihitung dari permukaan laut maka ketinggian kolom abu dari erupsi mencapai kurang lebih 2.223 meter.

Dan tampak secara visual kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke barat.

“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 15,4 mm dan durasi sementara ini kurang lebih 2 menit 8 detik,” ucapnya.

Akibat dari erupsi ini, menimbulkan terjadinya hujan abu tipis di wilayah sektor barat gunung itu, sekitar berada di Desa Waowala.

Hingga kini status gunung Lewotolok berada dalam status Level III (Siaga). Olehnya, pihaknya merekomendasikan beberapa hal ini kepada masyarakat sekitar.

Begitu juga untuk pengunjung, pendaki, wisatawan, yakni tidak melakukan aktivitas di dalam radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung.

Warga di tiga desa yang berada tepat di kaki gunung yakni Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona, sebut dia, mesti selalu mewaspadai terhadap potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas.

Juga untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iain yang disebabkan oleh abu vulkanik, maka masyarakat diimbau menggunakan masker pelindung mulut dan hidung, serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. ***

Editor: Busrah Hisam A

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah