INTUISIMAKASSAR, BULUKUMBA - Belajar dari tahun tahun sebelumnya, warga atau petani kesulitan mengganti tanamannya dengan bibit unggul di kebunnya karena kendala pembersihan lahan.
Untuk membersihkan dan menggarap lahan untuk kemudian ditanami bibit unggul, tidak bisa mengandalkan tenaga manusia secara manual, akan tetapi harus dibantu dengan alat berat seperti eskavator.
Olehnya itu, memasuki tahun 2024 ini, Pemda melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menganggarkan bantuan bibit unggul sekaligus bantuan pembersihan lahan menggunakan alat berat.
“Jadi ini paket komplit, dibantu bibit unggul juga dibantu pembersihan lahannya,” kata Kabid Hortikultura dan Perkebunan Iwan Setiawan, Jumat 26 April 2024.
Baca Juga: Musda PHRI Sulsel, Pj Gubernur Bahtiar Bangun Peluang Perhotelan Lebih Maju
Dikatakan program ini untuk mewujudkan model pertanian perkebunan yang monokultur sehingga lebih terukur dan mudah pemeliharaannya. Petani yang mendapatkan bantuan bibit harus mengikuti skema atau model pertanian yang direkomendasikan yaitu Good Agriculture Practices (GAP).
GAP merupakan sebuah teknis penerapan sistem sertifikasi proses produksi pertanian yang menggunakan teknologi maju ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga produk panen aman dikonsumsi, kesejahteraan pekerja diperhatikan dan usahatani yang memberikan keuntungan ekonomi bagi petani.
ASEAN-GAP sendiri menekankan terhadap empat komponen yaitu (1) keamanan konsumsi pangan; (2) pengelolaan lingkungan dengan benar; (3) keamanan, kesehatan dan kesejahteraan pekerja lapang; (4) jaminan kualitas produk dan traceability produk.
Saat ini, lanjutnya sudah dalam tahap verifikasi lahan. Sudah ada sekitar 153 hektar lahan petani yang tersebar di beberapa kecamatan yang bersedia diolah lahannya untuk menjadi perkebunan monokultur.