3.586 Hari Bersama 'Mamaji'

- 4 November 2023, 17:29 WIB
ilustrasi pensiun
ilustrasi pensiun /ist/

INTUISI, UTAS - Cerita bermula sejak 5 Januari 2014. Tetapi suasana berubah pada, Rabu pagi, 1 November 2023. Tak seperti sedia kala. Biasanya, pukul 09.30 wita akan ada kata-kata izinku kepada pimpinan.

"Mamaji saya izin pulang lihat Arumi," atau "Mamaji saya izin bawa Arumi ke Posyandu, ikut Imunisasi," kata-kata yang sudah jadi ritusku.

"Iyaaa," jawabnya panjang dengan senyum yang mekar. Aku pun lega.

Namun, kini sudah tidak lagi. Awalan hari itu pun menjadi aneh. Aku canggung, kikuk. Atmosfer itu pergi. Pergi dengan semua karakter uniknya. Pulang dengan perangai tangguh nan ayunya.

"Iyah, selamat memasuki masa purnabakti Dra. Hj. Saripah Al Maidah," ucap dan tulisku dengan rasa haru-sesak.

9 tahun 10 bulan, 3.586 hari bersama, masyaaallah-tabarakallah. Speechless.

Baca Juga: KEREN! Inilah Pidato Lengkap Kreasi Danny Pomanto dengan Sajak Berirama dan Penuh Makna di HUT Makassar

Sosok panutanku lantaran, disiplin, tegas, tanggung jawab, baik hati, sholehah, melow, humoris dan pengertian. Banyak ilmu, pengalaman yang kudapatkan dari beliau. Bersama telah melewati berbagai pengalaman; baik, buruk, senang, sedih, bahagia, terpuruk dan masih banyak lagi.

"Dari saat itu cuman berdua di ruangan, lalu bertambah satu sampai menjadi empat orang," renungku, lagi.

Kami bersama kala saya masih gadis. 23 tahun umurku, waktu itu. Hingga kini dengan gendongan dua bayi.

"Suka, duka, bahagia dan haru menyatu dengan beliau, Mamaji (panggilan akrabku),"

Tak sampai situ. "Momen perihal pekerjaan, pakaian, per-skincare-an sampai calon suami (hehe) membuat kami sangat akrab," kenangku, masak-masak.

Meski begitu, profesionalisme kerja selalu dijunjung tinggi. Di kantor, beliau tetaplah pimpinan. Soal kerjaan tetap tegas dan tanggung jawab. Jika harus diselesaikan hari itu juga maka harus selesai, tidak boleh ditunda-tunda.  

Baca Juga: Sinrilik, Seni Tutur Hikayat Berbahasa Makassar

Dengan beliau saya akhirnya banyak belajar tentang karakter dan tipe jamaah saat musim haji. Hati senang dan bangga ketika berdua mengurus perhajian. Dari persiapan pemberangkatan hingga kembali ke daerah asal, tantangannya- masyaaallah. Saya saksikan dan alami sendiri kondisi-kondisi ini.

"Benar kata beliau, mengurus jamaah haji tidak seperti mengurus anak sekolah yang jika gurunya menyuruh maju, mundur, ke kanan, ke kiri pasti turut tetapi tidak dengan jamaah haji. Apalagi dengan berbagai perbedaan usia dan karakter," ingatku, dekat-dekat.

"Mamaji sekali lagi terima kasih banyak. Mohon maaf. Selamat bersantai dan senang di rumah bersama Bapak Haji, sudah bisa buka Facebook berjam-jam (hehehe). Tidak sibuk lagi telpon jamaah, kontraktor, pengawas, om tukang dan lain-lain,"

"Tidak sibuk lagi ditelpon sama Pak Yakub minta OTP, tidak sibuk lagi ditelpon sama saya minta approve surat pendaftaran pergi haji,"

Baca Juga: Angesong Api Ri Pasang: Ritus Pesta Besar di Desa Terasa  Sinjai

"Mamaji, terimalah maafku jika selama ini ada salah dan khilaf, baik sengaja maupun tidak disengaja," dariku, Isma. (Larantuka, 1 November 2023). ***

Editor: Busrah Hisam A


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah